Kapal Pesiar hingga Bunker, Karantina Mewah ala Si Kaya
Jakarta, Indonesia -- Terdampar di kapal pesiar mewah hingga merasa khawatir terkurung di rumah megah, membuat para miliarder dunia dicemooh. Mereka dianggap tak peka dengan kondisi masyarakat kurang mampu di tengah pandemi global virus corona (Covid-19).
Potret itu terlihat dari unggahan pengusaha David Geffen kala bersantai di atas kapal pesiar mewah yang berlayar di perairan tenang di pulau-pulau di Karibia.
"Matahari terbenam tadi malam... terisolasi di Grenadines menghindari virus. Saya berharap semua orang tetap aman," tulisnya lewat unggahan di Instagram, akhir Maret lalu.
Sontak, unggahan itu memicu hujatan dari netizen yang menilai Geffen kurang peka atas kondisi krisis akibat virus corona.
Meski Geffen dihujat, tapi itu tak menghentikan langkah miliarder lain untuk tetap mendapat kenyamanan selama masa karantina. Beberapa dari mereka dilaporkan bergegas untuk tinggal di pedesaan yang tenang atau bepergian ke pantai dengan jet pribadi.
Menurut Guardian, perusahaan spesialis PrivateFly telah melaporkan bahwa pihaknya melihat lonjakan pemesanan dari orang-orang yang ingin meninggalkan negara yang berisiko tinggi kasus corona.
Sementara lainnya, ada yang memilih untuk berinvestasi di bunker atau tempat penampungan bawah tanah. Perusahaan berbasis di Texas, Rising S Bunkers mengatakan kepada Los Angeles Times bahwa telepon mereka tak berhenti berdering.
Menurut laporan, bunker yang banyak dipilih yakni berjenis "Aristocrat," termasuk fasilitas gimnasium, sauna, kolam renang, jacuzzi, taman rumah kaca dan garasi. Dengan seluruh fasilitas itu, bunker tersebut dihargai US$8,35 juta.
Hanya saja, masa sekarang ini pun disebut menjadi dilema bagi para orang kaya. Wall Street Journal menuliskan tentang bagaimana mereka menghadapi pilihan karantina bersama pegawai atau melakukan seluruh pekerjaan sendiri.
Diceritakan bahwa seorang manajer perusahaan keuangan New York sampai memanggil personel agen manajemennya karena tidak bisa mengeluarkan kantong penyedot debu.
Dalam masa karantina, menurut kelompok riset Institute for Policy Studies, beberapa miliarder justru menemukan cara untuk jadi lebih kaya sejak penerapan aturan pembatasan jarak sosial.
Kekayaan miliarder AS meningkat hampir 10 persen menjadi US$282 miliar antara 18 Maret dan 10 April, terutama berkat rebound pasar saham perusahaan termasuk Amazon milik Jeff Bezos dan produsen mobil listrik Tesla, Elon Musk.
Namun, Forbes mengatakan bahwa krisis mulai mengambil korban dan telah berkontribusi pada penurunan jumlah miliarder di seluruh dunia dari 2.153 pada 2019 menjadi 2.095 pada 2020.
"Orang terkaya di dunia tidak kebal terhadap dampak dari virus corona," kata wartawan Forbes, Kerry Dolan.
Daftar miliarder Forbes tahun ini termasuk Eric Yuan, pendiri aplikasi konferensi video Zoom. Yuan pertama kali masuk daftar itu setelah terbukti sangat populer selama masa kerja dan sekolah dari rumah di masa pandemi global virus corona