Alasan Mengapa Angpau hanya Boleh Diberikan oleh Orang yang Sudah Menikah
Sebentar lagi, tepatnya pada 1 Februari masyarakat Tionghoa akan merayakan Tahun Baru Imlek. Pemberian angpau merupakan salah satu tradisi Imlek yang tak akan terlewatkan. Pemberian amplop merah ini bahkan menjadi hal yang paling ditunggu-tunggu oleh anak-anak.
Namun, tahukah kamu bahwa pemberian angpau ini ada aturannya? Angpau yang memiliki makna mendalam ini tak boleh diberikan sembarangan. Yang boleh memberikan angpau hanyalah mereka yang sudah menikah.
Angpau selalu diberikan dari orang tua kepada orang yang lebih muda, tidak pernah sebaliknya. Kebanyakan angpau tersebut akan diberikan kepada anak-anak.
Namun, bila seseorang sudah berusia 40 tahun ke atas tapi belum menikah, diperbolehkan memberikan angpau. Sebab ia dianggap sudah dewasa. Pemberian angpau ini untuk menandakan si pemberi angpau sudah mapan atau mandiri.
Berdasarkan kepercayaan masyarakat Tionghoa, orang yang belum menikah namun memberi angpao dikhawatirkan akan lama menemukan jodohnya.
Namun, bila yang muda namun sudah mandiri dan berkecukupan tetap ingin memberikan uang kepada anak-anak tidak dilarang. Hanya saja uang yang diberikan tersebut tidak bisa disebut angpau, tapi hanya uang jajan biasa.
Aturan memberi angpau
Saat memberikan angpau, tidak diperbolehkan mengisi amplop dengan nominal yang dimulai dari angka 4. Bagi masyarakat kepercayaan Tionghoa, angka 4 melambangkan kesialan.
Jumlah angpau yang diberikan juga tidak boleh yang berjumlah ganjil. pemberi angpau disarankan memberikan uang dengan nominal yang mengandung angka 8 karena melambangkan keberuntungan.
Angpau juga harus diberikan dengan menggunakan amplop berwarna merah. Sebab, warna merah adalah syarat keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa.